Anak Autis: Apakah anak terlambat bicara adalah gejala autis?

Punya anak yang tidak kunjung bicara memang bisa bikin sebagian ibu-ibu yang senewen dan kalang kabut mencari berbagai cara agar sang anak kunjung mengucapkan sesuatu. Mulai dari bayangan bisu sampe autis ada dalam benak mereka bahkan kadang berpikiran terlalu jauh dari gangguan santetlah atau karma pernah melakukan dosa pada orang lain. Namun dari semua ketakutan yang ada akibat anak tak kunjung berbicara maka ketakutan akan anak menjadi seorang autis adalah ketakutan yang palin besar.

Jika memang demikian adanya , sebaiknya anda membaca artikel kupas tuntas anak autis ini agar anda bisa menempatkan diri anda kepada pengetahuan yang benar tentang dunia anak autis. Anak tidak kunjung berbicara memang bisa menjadi salah satu gejala tapi itu baru gejala dan ada parameter lain yang bisa digunakan untuk menggolongkan sang anak autis atau tidak.

Normalnya, perkembangan kemampuan berbicara dimulai pada usia 2 tahun dan ditandai dengan mengucapkan kalimat-kalimat sederhana. Keterlambatan berbicara anak sering dihubungkan dengan gangguan autisme atau ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. 


Tapi penemuan terbaru menemukan tidak ada hubungan antara anak yang terlambat berbicara dengan gangguan perilaku. Psikolog anak meminta orangtua tidak perlu naik dan menyarankan untuk menunggu dan mengamati hingga usia anak 5 tahun. 

Hal ini karena perbedaan emosi dan perilaku tidak teramati meski anak belum terampil berbicara hingga umur 5 tahun. 

Menurut penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Pediatrics, hubungan antara ketrampilan berbicara dengan gangguan emosi dan perilaku hanya tampak pada usia 2 tahun. Pada usia ini, anak-anak yang kemampuan bicaranya hanya 15 persen dari rata-rata cenderung rewel. 

Meski begitu, orangtua tidak perlu buru-buru mengonsultasikan perbedaan perilaku anaknya tersebut pada psikiater. Langkah yang dianjurkan oleh para peneliti adalah wait and see, yakni mengamati perkembangan si anak hingga mencapai umur 5 tahun. 

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Andrew Whitehouse tersebut, perbedaan perilaku tidak teramati lagi pada usia 5 tahun meski anak tersebut masih belum terampil berbicara. Artinya kemampuan bicara belum tentu berhubungan dengan gangguan emosi dan perilaku. 

"Saya pikir keterlambatan berbicara pada anak bukan satu-satunya faktor yang memicu gangguan emosi dan perilaku di kemudian hari," ungkap Whitehouse yang juga seorang psikolog anak di University of Western Australia seperti dikutip dari Livescience

Dalam penelitian tersebut Whitehouse mengamati 1.245 anak yang lahir antara tahun 1989-1991. Setelah mensurvei orangtuanya saat berusia 2 tahun, Whitehouse kembali mengamati perkembangan anak-anak tersebut pada usia 5, 8, 10, 14 dan 17 tahun.

So , bunda jangan khawatir jika dede belum kunjung bicara karena itu belum tentu autis kok. :)