Anak Autis: Terapi Autis dengan berkomunikasi dengan lumba-lumba


Ada beberapa terapi autis yang saat ini sudah berkembang mulai dari melukis , mengetik , film hingga musik dan hewan peliharaan. Namun di indonesia , saat ini berkembang terapi bagi anak autis dengan memanfaatkan ikan lumba-lumba. Bagaimana lumba-lumba mampu merangsang otak sang anak autis?Bagaimana lumba-lumba menstimulasi otak anak autis agar lebih merespon dalam berkomunikasi? Silahkan baca tuntas artikel ini namun sebelumnya ada baiknya anda membaca artikel Anak autis- pengertian , gejala , ciri dan terapi anak autis untuk memperdalam pengetahuan anda tentang anak autis.

Lumba-lumba tahu jika manusia yang ada didekatnya punya gangguan kesehatan. Kini lumba-lumba bisa dimanfaatkan untuk pengobatan karena gelombang sonar lumba-lumba bermanfaat untuk terapi anak autis, down syndrome, gangguan konsentrasi ataupun gangguan fungsi saraf motorik pascastroke.

"Gelombang sonar yang dikeluarkan lumba-lumba bisa memperbaiki syarat-syaraf yang kaku," jelas Manajer Klinik Dolphin Endang Sumaryati di Pulau Bidadari, Jakarta. Lumba-lumba memang dikenal sebagai hewan yang bersahabat dengan manusia. Selain ramah dengan manusia, mamalia yang satu ini juga secara alami mengeluarkan gelombang ultrasonar yang berfrekuensi tinggi.


Dengan ultrasonar ini, lumba-lumba tahu jika ada gangguan kesehatan pada manusia yang berada di dekat mereka dan berkomunikasi dengan mereka.

Dua lumba-lumba betina Yossi (18 tahun) dan Mia (9 tahun) merupakan penghuni Pulau Bidadari yang bertugas memberikan terapi kepada anak-anak penderita autis dan rehabilitasi degeneratif (pascastroke).

Saat berinteraksi dengan manusia di dalam air, lumba-lumba bisa mengirimkan daya akustik sampai 1 kilowatt yang mampu menembus tembok setebal 30 cm. Wajar bila gelombang sonar tersebut mampu menembus jaringan syaraf manusia yang hanya dilapisi tengkorak dan kulit.

Gelombang sonar inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk menerapi anak autis, down syndrome, gangguan konsentrasi, ataupun gangguan fungsi saraf motorik pascastroke.

Saat ini, terapi lumba-lumba di Indonesia hanya ada dua tempat, yakni di Bali dan Pulau Bidadari. Karena lokasinya yang terbatas, banyak yang penasaran dengan keahlian lumba-lumba tersebut.

Banyak orang yang datang ingin membuktikan keampuhan sonar lumba-lumba untuk mengatasi masalah-masalah urat-urat syaraf. Namun lumba-lumba di Pulau Bidadari saat ini hanya diperuntukan untuk menerapi anak-anak penderita autis.

Besarnya animo orang untuk berenang dan berelaksasi bersama lumba-lumba diakui Husen Munir, manajer Pulau Bidadari. Menurutnya, selama ini banyak pengunjung yang datang ke pulau selain berwisata menikmati pemandangan pantai juga ingin berenang bersama lumba-lumba.

Sayangnya keinginan tersebut belum bisa dipenuhi pengelola. Soalnya, kolam lumba-lumba tersebut ukurannya kurang luas, hanya 13x8 meter. Keberadaan kolam tersebut hanya untuk anak-anak yang mengidap autis.

Autis merupakan gejala yang timbul karena adanya gangguan atau kelainan saraf pada otak seseorang. Diduga autis terjadi karena jembatan yang menghubungkan antara otak kanan dan otak kiri bermasalah atau terhambat.

Sampai saat ini belum ada satu penyebab yang pasti mengakibatkan anak autis. Namun faktor genetik, lingkungan yang terpapar merkuri atau logam berat, pestisida atau antibiotik yang berlebihan diduga sebagai penyebabnya.

Jika ayah dan bunda ingin mencoba terapi ini silahkan hubungi Klinik Dolphin di Pulau Bidadari, Jakarta. Semoga terapi lumba-lumba ini bisa menjadi jalan mudah bagi anak anda untuk tumbuh kembang dalam berkomunikasi.