Anak Autis: "Autis" bukan idiom lawakan


Memiliki anak autis adalah permasalahan berat dan orang-orang yang tidak hidup dengan anggota keluarga yang autis sudah seharusnya memberikan empati kepada mereka. Dan salah satu bentuk empati yang tepat adalah penggunaan kata "Autis" pada tempatnya sebab banyak yang menggunakan istilah 'autis' dalam pergaulan untuk mengolok-olok, mengejek, melecehkan atau memojokkan teman yang dianggap tidak gaul atau kurang tanggap. Hal ini sangatlah menyedihkan bagi para penyandang autis dan tentunya sangat menyakiti hati orang tua mereka. Stop jadikan istilah 'autis' sebagai guyonan.

Untuk memahami hal ikhwal tentang autis , silahkan baca artikel ini "Anak autis: Gejala dan ciri Anak autis"... artikel tersebut menjelaskan secara detail dan menyeluruh tentang autis , mulai dari pengertian anak autis , ciri-ciri dan gejala serta penanganan dan terapi termasuk pendeteksian dininya.

Autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks, yang membutuhkan pemahaman dan perhatian yang serius dari semua pihak, baik orangtua, para ahli dari berbagai disiplin ilmu, pemerintah maupun masyarakat luas, agar individu autis dapat berkembang lebih optimal.

Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif.

Kita perlu peduli terhadap permasalahan autisme, bukan justru malah menggunakan istilah 'autis' untuk mengolok-olok, mengejek, melecehkan, atau memojokkan seseorang yang normal, yang biasanya sering digunakan untuk guyonan mengejek seseorang yang fokus dengan telepon genggamnya. Mungkin kita tidak sadari karena dianggap hal yang lucu namun hal sebaliknya akan kita rasakan jika anggota keluarga kita adalah anak yang hidup dengan autis. Dan adalah sangat miris dan menyedihkan bagi individu autis dan keluarganya bila "keunikan" yang mereka miliki dijadikan guyonan untuk mengolok-olok dan mengejek.

Sebagai orang normal seharusnya dapat lebih menerima, menghargai dan memperlakukan individu autis setara dengan individu lainnya. Dengan kepedulian, pandangan dan sikap yang lebih positif terhadap keberadaan autisme bisa terhindar dari kesalahpahaman yang disebabkan kerena ketidak-mengertian dan ketidak-pedulian.

Individu autis hanya ingin diterima apa adanya. Hargai anak autis seperti anak pada umumnya dan beri kesempatan untuk berkembang. Bantu dan upayakan agar berkembang lebih optimal. Dan jangan gunakan kata 'autis' sebagai bahan ledekan yang akan menyakitkan anak autis.