Anak Autis: Benarkah jarang menguap adalah tanda autis?


Menguap adalah kondisi otak yang kekurangan oksigen , sehingga otak memerintahkan tubuh untuk menarik udara dalam jumlah lebih banyak. Dan tanpa disadari, seringkali saat melihat orang lain menguap akan ikut-ikutan menguap, karena menguap memang dapat menular. Jika anda memiliki anda yang sangat jarang menanggapi respons menguap orang lain, bisa jadi anak tersebut mengalami autisme. Anda bisa memahami lebih dalam tentang dunia anak autis dengan membaca artikel berikut ini , Anak autis dan serba-serbinya.

Menguap adalah tindakan refleks yang terjadi pada semua orang, biasanya dilakukan untuk menghirup udara dalam jumlah banyak dan diikuti dengan pernapasan. Menguap itu menular karena dipicu oleh mekanisme empatik yang berfungsi untuk menjaga kewaspadaan kelompok. Karenanya, menguap adalah tanda empati. Selain itu, penyebab lain menularnya menguap karena aktifnya sistem saraf cermin (mirror neurons system), yaitu neuron yang terletak di bagian depan setiap belahan otak vertebrata tertentu.

Dalam sebuah studi yang telah dipublikasikan dalam edisi terbaru jurnal Child Development menemukan bahwa anak dengan autisme ringan akan lebih sering menanggapi respons menguap ketimbang anak dengan autisme parah. Artinya, menguap bisa menjadi suatu pertanda anak tidak menanggapi respons sosial yang terjadi di sekitarnya. Menurut peneliti, respons terhadap menguap yang menular terjadi secara signifikan dimulai pada usia 4 tahun.

Para pakar mengatakan hasil ini menambahkan pemahaman tentang autisme. Meski temuan ini belum bisa diaplikasilan secara praktis, tapi para pakar percaya bahwa ketidakmampuan menanggapi sesuatu yang sederhana seperti menguap, bisa menjadi pertanda adanya gangguan autis pada anak.

"Bila kesadaran sosial berkurang atau semakin parah, maka dapat mempengaruhi suatu respons neurologis menular seperti menguap," tutur Susan Wilczynski, direktur eksekutif National Autism Center di Randolph, Massachusetts, seperti dilansir dari ABC News.

Peneliti utama Molly Helt, seorang calon doktor di University of Connecticut, memutuskan untuk fokus pada penularan menguap setelah menemukan bahwa anak-anak dengan autisme tidak menanggapi ketika ia mencoba untuk membuatnya menguap.

Ahli autisme lain juga setuju dan menambahkan bahwa pemahaman respons terhadap isyarat-isyarat tertentu, seperti menguap, penting untuk memahami aspek kunci di balik autisme.

Nah , ayah bunda... amati buah hati anda sekarang. Bagaimana reaksi anak terhadap orang menguap? Hal ini bisa anda lakukan dengan tes kecil dengan memperlihatkan video orang menguap dan liat bagaimana reaksi dirinya.... jika lebih sering terempati dengan melakukan hal yang sama maka berbahagialah karena hal tsb meminimalisir kemungkinan terkena autis.